Senin, 17 Maret 2008

Habitat Rafflesia Perlu Penanganan Khusus



J. Holden
Dengan lebar hingga 1 meter, bunga Rafflesia arnoldii pantas disebut bunga terbesar di dunia dan ratu tumbuhan parasit.


Habitat Rafflesia Perlu Penanganan Khusus



BENGKULU, KAMIS - Para tokoh masyarakat yang berada di kawasan habitat bunga Rafflesia Arnoldi di Bengkulu mengaku prihatin dengan keberadaan bunga langka di dunia itu sehingga perlu ditangani secara khusus.

"Selama ini keberadaan bunga langka itu hanya dijadikan lahan mencari dana bagi kelompok tertentu, dan belum ada upaya dari instsnsi terkait untuk melindunginya," kata Usman Husen, salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Utara, Senin.

Bila habitat bunga Rafflesia itu dikelola oleh suatu lembaga khusus maka keberadaannya, terutama saat musim mekar akan terjamin dari gangguan sentuhan tangan pengunjung dan hewan lainnya. Ia mencontohkan, di sepanjang jalan raya Taba Penanjung-Kabupaten Kepahiang ada beberapa titik tempat tumbuhnya bunga langka itu, namun setelah mekar dari seharusnya bisa bertahan satu minggu, kenyataannya hanya bertahan beberapa hari karena rusak oleh tangan jahil.

Para relawan penjaga bunga Raffelsia yang tengah mekar itu hanya sibuk melayani pengunjung untuk memungut ritribusi dan parkir kendaraan. Sementara kenyamanan keberadaan bunga yang tengah mekar luput dari perhatian mereka, sehingga tangan-tangan jahil pengunjung secara bebas menyentuh bunga tersebut dan akhirnya rusak sebelum waktunya.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Ir. Yohanes Sudarto melalui Humas Darwis Saragih mengatakan, BKSDA sudah melakukan pengamanan terhadap seluruh habitat Bunga Rafflesia. Di Provinsi Bengkulu terdapat puluhan lokasi habitat bunga langka itu, selain di kawasan Taba Penajung, juga terdapat di obyek wisata Kemumu di Kecamatan Kota Arga Makmur, Bengkulu utara dan di hutan lindung Lubuk Tapi di Bengkulu Selatan.

Sebetulnya potensi tumbuhnya bunga Rafflesia itu bisa terjadi di sepanjang kawasan Bukit Barisan Bengkulu. Karena, lanjut Sudarto, ada laporan dari masyarakat di sekitar kawasan hutan yang acapkali menemukan bunga tersebut.

Bunga Rafflesia Arnoldi ditemukan Sir Thomas Stamford Raffles sekitar tahun 1818 saat bertugas di Bengkulu bersama salah seorang ahli botani Josep Arnold Browen. Sekitar tahun 1920 kedua tokoh Inggris itu mengukuhkan Bengkulu sebagai Bumi Rafflesia, sekaligus menamakan bunga langka itu Rafflesia arnoldi. Di dunia ada sekitar 17 jenis bunga tersebut, namun 12 jenis di antaranya tumbuh pada kawasan hutan tropis termasuk di Indonesia (Bengkulu).

Untuk menjaga kebesaran nama bunga Raffelsia itu perlu diadakan promosi secara rutin terhadap dunia internasional, disamping dilakukan pengamanan ekstra ketat terhadap lokasi habitat bunga langka tersebut.



Sumber: Antara
Penulis: Wah
http://64.203.71.11/ver1/Iptek/0701/16/174856.htm

Tidak ada komentar:

 

Template Design By:
SkinCorner/laudean