Tampilkan postingan dengan label Rafflesia Zollingeriana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rafflesia Zollingeriana. Tampilkan semua postingan

Minggu, 31 Mei 2009

Rafflesia Zollingeriana bloom

Know as Rafflesia patma in bahasa, Rafflesia Zollingeriana have record by my friend Febrina Ariyanti. She make photo close up when Rafflesia Zollingeriana bloom last month.


I am very surprised and appreciated with Febrina to share this photo due Rafflesia Zollingeriana photo close up very rare to publish.

Rafflesia Zollingeriana bloom at cagar alam pananjung pangandaran

Febrina with her Rafflesia Zollingeriana

Febrina with her Rafflesia Zollingeriana

Febrina with Rafflesia Zollingeriana knop

Rafflesia Zollingeriana knop

Rabu, 26 Maret 2008

Rafflesia patma Blume

Rafflesia patma Blume

Species name derived from Javan vernacular name.

[= R. zollingeriana Koorders]


Both of these photographs, provided by Anna Marika Bendiksby, were donated to her from a local guide in Pangandaran, Java.


SIUC / College of Science / Parasitic Plant Connection / Rafflesiaceae
URL: http://www.parasiticplants.siu.edu/Rafflesiaceae/Raff.patma.page.html
Last updated: 19-Oct-05 / dln

Raflesia, Bunga Raksasa yang Mulai Kehilangan Kuncup

Raflesia, Bunga Raksasa yang Mulai Kehilangan Kuncup

SELAIN bunga bangkai (Amorphopalus titanum), bunga langka yang cukup populer dalam masyarakat Indonesia adalah Raflesia, bunga cantik berukuran raksasa. Namun, jenis raflesia yang dikenal luas hanyalah Raflesia arnoldii, padahal raflesia jenis lain masih cukup banyak. Semuanya menuntut perhatian masyarakat untuk menjaganya agar tak punah.
Salah satu Raflesia yang merupakan jenis endemik Jawa adalah Raflesia zollingeriana koorders atau Raflesia solinger. Sama seperti jenis Raflesia lainnya, keberadaan padma satu ini mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, penduduk lokal sering mengambil kuncup bunga ini untuk dijadikan bahan obat. Kuncup bunga padma diyakini dapat merapatkan vagina perempuan.
Keberadaan bunga ini pertama kali diketahui Koorders yang menemukannya di Puger, sebuah kawasan pantai di selatan Jawa Timur, pada tahun 1902. Namun karena pengaruh alam, bunga tersebut tidak lagi ditemukan di kawasan Puger. Ia kini malah banyak dijumpai di kawasan konservasi Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Banyuwangi, Jawa Timur. Berdasarkan penelitian Willem Meijer, jenis Raflesia solinger sama dengan jenis padma Raflesia patma yang populasinya di Jawa Barat.
Ukuran bunga Raflesia tergolong menakjubkan. Diameter bunga bisa mencapai 35 cm, bandingkan dengan bunga biasa yang hanya memiliki diameter 15 cm. Bunga yang mekar sempurna berdiameter 20-30 cm. Panjang cuping perigone 13-14 cm dan lebar 10-14 cm. Raflesia solinger berwarna merah kecoklatan dengan bintil keputihan. Lubang diafragma sekitar lima sampai tujuh sentimeter.
Bunga Raflesia tergolong holoparasit. Artinya, bunga merupakan satu-satunya organ tumbuhan yang dapat dilihat oleh mata manusia. Ia memiliki dua rumah, yakni bunga jantan dan betina yang terdapat pada individu berbeda.
Proses terbentuknya bunga diawali dengan pembengkakan di dalam akar tumbuhan inang. Selanjutnya terbentuk kuncup pada permukaan akar tumbuhan inang tersebut. Kuncup ini mulai dari diameter beberapa mm kemudian membesar terus sampai kuncup tersebut berukuran besar, mencapai 17 cm.
Penyerbukan bunga dilakukan oleh lalat hijau (Lucilia sp.), lalat biru (Protocalliphora sp.), lalat abu-abu (Sarcophaga sp.), lalat mata hijau (Tabanus sp.) dan lalat buah (Drosophila melanogaster). Sementera persebaran biji, menurut data Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, kemungkinan dilakukan oleh serangga tanah, tupai, landak, babi hutan atau kijang.
Umumnya, Rafflesia zollingeriana hidup dari kaki bukit sampai ke lereng-lereng bukit di atasnya. Dengan kemiringan tempat tumbuh sekitar 85 persen. Ketinggian mulai dari 1-270 m dpl (di atas permukaan laut), dan jarak garis pantai berkisar sembilan sampai 1000 meter.
Namun dengan penjarahan membabi buta terhadap kuncup bunga, eksistensi bunga ini mulai mengkhawatirkan. Ditambah lagi, sampai saat ini, teknik budi daya yang tepat untuk menjaga kelestariannya belum ditemukan. Karena itu, secara hukum, bunga ini dilindungi negara berdasarkan PP No. 7 tanggal 27 Januari 1999. (san)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0204/24/ipt05.html

Taxonomy Rafflesia zollingeriana

  • Domain: Eukaryota Whittaker & Margulis,1978 - eukaryotes
    • Kingdom: Plantae Haeckel, 1866 - Plant
    • Subkingdom: Viridaeplantae Cavalier-Smith, 1981 - Green Plants
    • Phylum: Tracheophyta Sinnott, 1935 ex Cavalier-Smith, 1998 - Vascular Plants
    • Subphylum: Spermatophytina (auct.) Cavalier-Smith, 1998 - Seed Plants
    • Infraphylum: Angiospermae auct.
    • Class: Magnoliopsida Brongniart, 1843 - Dicotyledons
    • Subclass: Magnoliidae Novák ex Takhtajan, 1967
    • Superorder: Rafflesianae Thorne ex Reveal, 1996
    • Order: Rafflesiales Oliver, 1895
    • Family: Rafflesiaceae (raf-FELZ-ee-uh) Dumortier, 1829 - Rafflesia Family
    • Genus: Rafflesia (raf-FELZ-ee-uh) R. Brown, 1821
    • Specific epithet: zollingeriana Koord.
    • Botanical name: Rafflesia zollingeriana Koord.

Rafflesia Zollingeriana

Rafflesia Zollingeriana


Rafflesia zollingeriana mempunyai ukuran bunga yang besar (,emcapai diameter 35 cm). dijumpai pertama kali oleh Koorders (1902) di Puger (Jember). Namun saat ini hanya dapat dijumpai di kawasan konservasi Taman Nasional Meru Betiri yang merupakan spesies endemik. Bunganya berdiameter 15–33 cm, Rafflesia zollingeriana dapat tumbuh pada akar dan batang inang tetrastigma lanceolarium dan Tetrastigma papillosum.

Proses terbentuknya bunga diawali dengan pembengkakan di dalam akar tumbuhan inang serta terbentuknya kuncup pada permukaan akar tumbuhan inang tersebut. Kuncup ini mulai dari diameter beberapa mm kemudian membesar terus sampai kuncup tersebut berukuran ± 17 cm dan kemudian kuncup tersebut seakan–akan robek yang berarti bunga mekar.

Banyaknya biji yang diproduksi oleh satu bunga betina dan banyaknya kuncup tumbuh pada mulanya menunjukan tumbuhan ini memiliki strategi r- selection dalam mempertahankan kelestarian populasinya, dengan mengutamakan jumlah individu yang besar dalam populasinya. Hal ini terlihat dari puluhan kuncup yang tumbuh hanya beberapa individu yang berkembang terus menjadi bunga, selanjutnya dari bunga yang mekar tidak semuanya yang menghasilkan biji, karena terjadi kegagalan penyerbukan (bunga jantan dan bunga betina mekar pada waktu yang berlainan), sehingga pengambilan kuncup oleh manusia secara liar seperti sekarang ini sangat mengancam kelestarian Rafflesia zollingeriana (Zuhud, 1988).

Pada umumnya Rafflesia zollingeriana hidup mulai dari kaki bukit sampai ke lereng–lereng sebelah atas. Kemiringan tempat tumbuh 85 %, ketinggian mulai dari 1 – 270 m dpl dan jarak garis pantai berkisar 9 – 1000 m.

Kondisi ekologis dari Rafflesia zollingeriana di Taman Nasional Meru Betiri adalah sebagai berikut : Jenis tanah tempat inang adalah latosol yang berbatu–batu, pH tanah agak masam, kandungan C organik, Ca, K dan Na sangat tinggi; N total dan kapasitas tukar kation (KTK) sedang; P tersedia sangat rendah, kandungan Mg dan kejenuhan basa sangat tinggi, ketebalan serasah dipermukaan tanah tempat perakaran inang antara 5 – 15 cm.

Habitat Rafflesia zollingeriana termasuk kedalam formasi hutan hujan tropika dataran rendah yang dicirikan adanya spesies–spesies dari famili Anacardiaceae, Annonaceae, Ebenaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, Moraceae, Sterculiaceae, Aosiasi tingkat pohon terdiri dari : Diospyros sp, Pterospermum diversifolium, Erythrina variegata, Ficus variegata dan maritima, Pterospermum diversifolium. Tetrastigma sp, Muraya paniculata dan Arenga sp. Sedangkan asosiasi tingkat semai dan tumbuhan bawah adalah Diospyros maritima, Donax canniformis, Colocasia sp, Litsea cubeba dan Pandanus sp.

Penyerbukan diduga dilakukan oleh : lalat hijau (Lucilia sp), lalat biru (Protocalliphora sp), lalat abu–abu (Sarcophaga sp), dan lalat buah (Drosophila melanogaster) dan lalat mata hijau (Tabanus sp), yang paling banyak dan sering mengunjungi bunga adalah lalat hijau (Lucilia sp) dan lalat biru (Protocalliphora sp). Pengurai jaringan bunga terutama dari spesies rayap tanah (famili Rhinotermidae), kumbang kecil (famili Cleridae dan Histeridae), springtails (ordo Colembolla) spesies cacing dari kelas nematoda dan larva berbagai spesies lalat penyerbuk serta berbagai spesies semut. Penyebar biji diduga dilakukan oleh serangga tanah seperti semut merah besar (famili Formicidae) dan rayap tanah (famili Rhinotermidaer) dan kemungkinan juga bisa larva lalat penyerbuk yang telah dewasa, sedangkan dari kelas mamalia; landak (Histix brachyura) tupai (Tupaia glis), babi hutan (Sus scfofa) dan kijang (Muntiacus muntjak). Hewan–hewan tersebut sering dijumpai berada di dekat habitat Rafflesia (Zuhud, 1988).

 

Template Design By:
SkinCorner/laudean